Salah
satu komponen yang terpenting dari kinerja sebuah mesin adalah minyak
pelumas atau oli. Minyak pelumas berfungsi mengurangi terjadinya
gesekan-gesekan antar komponen yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
mesin. Selain itu, minyak pelumas sekaligus berfungsi sebagai pelicin
yaitu dengan melapisi dua bagian benda yang bergerak/bergesekan, sebagai
pembersih yaitu dengan membawa kotoran dari bagian yang dilaluinya,
sedangkan sebagai pendingin adalah dengan jalan menyerap panas pada
komponen-komponen, dan yang berikutnya adalah memperpanjang usia mesin.
Proses
pembakaran di dalam ruang bakar dapat menimbulkan oksidasi sehingga
menghadirkan kerak dan korosi pada logam. Di sinilah, oli berfungsi
untuk membersihkan bagian-bagian mesin dari oksidasi dan mencegah
terjadinya karat di dalam mesin. Namun, tidak semua jenis pelumas cocok
digunakan pada kendaraan. Sebab, tiap-tiap pelumas memiliki data dan
spesifikasi yang berbeda-beda. Saat ini, jumlah dan jenis
pelumas yang beredar di pasaran mencapai ratusan merek dan jenis. Baik
lokal maupun impor. Misalnya, Fastron, Meditran, PrimaXP, Evalube,
Castrol, Power1, Motul, Top 1, BM1, Fucsh, Agip, Shell, Petronas, Adnoc,
Valvoline, Jonge, Eneos.Repsol. Yamalube, dll. Produsen selalu berupaya
menggunakan teknologi terkini dalam proses pembuatan minyak pelumas
untuk mendapatkan produk yang berkualitas.
Jika kita perhatikan secara seksama, setiap kemasan produk pelumas yang kita beli di pasaran, selalu terdapat data kekentalan (viskositas)
dan tingkat mutu/kwalitas oli pada kemasannya. Hal ini dilakukan
pabrikan untuk memberitahukan kepada konsumen tentang jenis kekentalan
oli yang cocok digunakan pada kendaraan tertentu serta kemampuan
mutunya.
Kekentalan oli (viskositas)
Kekentalan oli (viskositas),
standarnya diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekentalannya. Dalam
kemasan oli, biasanya ditemukan kode huruf dan angka yang memperlihatkan
hal itu. Contohnya SAE 40, SAE 50, SAE 90, dan seterusnya. SAE adalah
singkatan dari Society of Automotive Engineers atau Ikatan Ahli
Teknik Otomotif, Angka di belakang huruf SAE menunjukkan tingkat
kekentalannya. Saat ini di Indonesia semua oli yang beredar menggunakan
Oli Multigrade, Kode angka multi grade seperti 10W-50 merupakan
kekentalan yang bisa berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di
belakang angka 10 adalah singkatan Winter (musim dingin). Jadi
pelumas tersebut artinya mempunyai tingkat kekentalan yang setara dengan
SAE 10 (di udara dingin), tapi ketika udara panas kekentalannya sama
dengan SAE 50. Oli multi grade seperti SAE 20W-50 dapat digunakan untuk
kondisi yang ekstrim. Oli ini akan cukup encer pada suhu rendah, dan
cukup kental pada suhu tinggi. Makin tinggi kekentalannya, maka makin
besar tahanannya untuk mengalir. Oli yang terlalu encer pada suhu tinggi
akan membuat gap antar komponen semakin besar dan mesin akan berbunyi
kasar. Sedangkan oli yang terlalu kental akan sulit mengalir terutama
saat suhu rendah.
Ada
beberapa jenis oli yang cocok digunakan pada kendaraan bermotor, sesuai
dengan suhu lingkungannya. Untuk suhu lingkungan yang beriklim dingin
dengan suhu minus 18 hingga 0º C, maka pelumas yang cocok digunakan
adalah 5W-20, 5W-30, 10W-30 dan 10W-40. Dan untuk suhu seperti di
Indonesia yang beriklim tropis dimana suhu udara berkisar antara 20
sampai dengan 35º C, maka tingkat kekentalan oli yang cocok digunakan
adalah 15W-40, 15W-30, 15W-40, 15W-50 atau 20W-30, 20W-40, 20W-50.
Tingkat kekentalan pelumas berdasarkan standar internasional meliputi
tiga hal, yaitu viskositas, indeks viskositas dan titik tuang.
Viskositas merupakan ukuran besar hambatan sebuah fluida
(pelumas) untuk dapat mengalir. Penentuan kekentalan pelumas yang sesuai
dengan karakter mesin yang kita miliki biasanya telah direkomendasikan
oleh produsen kendaraan. Sebab, kekentalannya akan sangat berhubungan
erat dengan spesifikasi mesin dan kondisi operasi mesin seperti
kecepatan, beban dan temperatur. Sementara itu, indeks viskositas
merupakan suatu ukuran perubahan viskositas terhadap temperatur.
Viskositas pelumas akan turun jika temperatur naik, dan sebaliknya.
Namun, perubahan ini tidak akan sama untuk semua pelumas. Sedangkan
untuk titik tuang merupakan temperatur terendah agar pelumas mengalir.
Pelumas sintetik pada umumnya mempunyai titik tuang yang rendah
dibandingkan dengan pelumas jenis mineral maupun semi-sintetik/sintetik blend.
Sehingga daerah operasi pelumas sintetik lebih luas, mulai dari daerah
yang paling dingin didalam mesin hingga yang paling panas.
Mutu Oli (kwalitas)
Mengenai mutu oli, klasifikasinya ditentukan oleh API (American Petroleum Institute).
Klasifikasi mutu sebuah oli ditandai pada kemasannya dengan kode huruf,
biasanya ada dua bagian yang dipisahkan dengan garis miring, misal API
Service SG/CD, SH+/CE+, dan sebagainya. Kode dengan huruf S adalah
kependekan dari service class (atau spark yang berarti percikan
api). Biasanya hal ini menunjukkan spesifikasi pemakaian oli untuk
mesin bensin. Sedangkan huruf C adalah kependekan dari commercial class (atau compression
karena pembakaran terjadi karena penyalaan diri akibat kompresi yang
tinggi). Huruf ini menunjukkan untuk spesifikasi pemakaian oli mesin
diesel. Kemudian untuk huruf kedua pada kode adalah tingkatan mutunya
sesuai dengan urutan huruf alphabet. Semakin mendekati huruf Z, maka
semakin tinggi atau baik mutunya. Istilah lainnya untuk penggunaan huruf
kedua setelah kode tersebut, menunjukkan peruntukan bagi kendaraan yang
diproduksi pada tahun tertentu. (Lihat tabel). Misalnya, AP service SL,
berari oli diperuntukkan bagi kendaraan bermesin bensin produksi tahun
2004 dan sebelumnya
Penggunaan pada Mesin Bensin
SM Untuk kendaraan yang diproduksi saat ini
SL Kendaran produk 2004 dan sebelumnya
SJ Kendaran produk 2001 dan sebelumnya
SH Kendaran produk 1996 dan sebelumnya
SG Kendaran produk 1993 dan sebelumnya
SF Kendaran produk 1988 dan sebelumnya
SE Kendaran produk di bawah 1979
SD Kendaran produk di bawah 1971
SC Kendaran produk di bawah 1967
SB Kendaran produk di bawah 1963
SA Kendaran produk di bawah 1930
Penggunaan pada Mesin Diesel
CJ-4
Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah
yang didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2007.CI-4 Diesel 4-tak
kinerja tinggi, memenuhi standar emisi gas buang 2004, diperkenalkan
tahun 2002, untuk menggantikan CD, CE, CF-4. CG-4 dan CH- 4. beberapa
produk CI-4 telah memenuhi kualitas CI-4 Plus.CH-4 Keluar 1998, Diesel
4-tak menggunakan Solar dengan belerang diatas 9,5 persen. Dapat untuk
menggantikan CD, CE, CF-4 dan CG-4. CG-4 Diperkenalkan 1995, untuk
Diesel 4-tak yang memenuhi standar emisi 1994, dapat untuk menggantikan
CD, CE dan CF-4, CF-4 Diperkenalkan 1990, untuk Diesel 4-tak
berturbocharger. Dapat untuk menggantikan CD dan CE, CF-2 Diperkenalkan
1994, untuk Diesel 2-tak untuk menggantikan CD-II.
Melihat arti penting oli bagi performa dan daya tahan mesin, maka
sebelum memilih oli, sebaiknya konsumen terlebih dahulu memahami secara
jelas tentang jenis mesin kendaraan, mulai tahun pembuatan, sistem kerja
mesin dan lain sebagainya. Untuk ini, cara mudahnya adalah dengan
mempelajari buku panduan (manual book) kendaraan yang
dikeluarkan oleh pabrikan kendaraan untuk mengetahui jenis pelumas dan
karakteristik seperti yang direkomendasikan oleh pabrik. Jika buku
petunjuk manual menyarankan si pemakai harus menggunakan pelumas untuk
SAE 20W-50, maka jangan membeli oli dengan standar viskositas yang
berbeda. Apalagi karena alasan lebih murah dan sebagainya. Sebab kinerja
dan karakter mesin memerlukan spesifikasi oli tersendiri. Terpenting
dari semua itu, belilah oli yang benar-benar berkualitas, sesuai dengan
karakter mesin anda, waspadalah terhadap oli palsu, belilah oli di
tempat penjualan atau bengkel resmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar