Translate

Selasa, 17 Maret 2015

fungsi pelumasan pada mesin

Salah satu komponen yang terpenting dari kinerja sebuah mesin adalah minyak pelumas atau oli. Minyak pelumas berfungsi mengurangi terjadinya gesekan-gesekan antar komponen yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Selain itu, minyak pelumas sekaligus berfungsi sebagai pelicin yaitu dengan melapisi dua bagian benda yang bergerak/bergesekan, sebagai pembersih yaitu dengan membawa kotoran dari bagian yang dilaluinya, sedangkan sebagai pendingin adalah dengan jalan menyerap panas pada komponen-komponen, dan yang berikutnya adalah memperpanjang usia mesin.

Proses pembakaran di dalam ruang bakar dapat menimbulkan oksidasi sehingga menghadirkan kerak dan korosi pada logam. Di sinilah, oli berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian mesin dari oksidasi dan mencegah terjadinya karat di dalam mesin. Namun, tidak semua jenis pelumas cocok digunakan pada kendaraan. Sebab, tiap-tiap pelumas memiliki data dan spesifikasi yang berbeda-beda.  Saat ini, jumlah dan jenis pelumas yang beredar di pasaran mencapai ratusan merek dan jenis. Baik lokal maupun impor. Misalnya, Fastron, Meditran, PrimaXP, Evalube, Castrol, Power1, Motul, Top 1, BM1, Fucsh, Agip, Shell, Petronas, Adnoc, Valvoline, Jonge, Eneos.Repsol. Yamalube, dll. Produsen selalu berupaya menggunakan teknologi terkini dalam proses pembuatan minyak pelumas untuk mendapatkan produk yang berkualitas.



Jika kita perhatikan secara seksama, setiap kemasan produk pelumas yang kita beli di pasaran, selalu terdapat data kekentalan (viskositas) dan tingkat mutu/kwalitas oli pada kemasannya. Hal ini dilakukan pabrikan untuk memberitahukan kepada konsumen tentang jenis kekentalan oli yang cocok digunakan pada kendaraan tertentu serta kemampuan mutunya.

 Kekentalan oli (viskositas)

 Kekentalan oli (viskositas), standarnya diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekentalannya. Dalam kemasan oli, biasanya ditemukan kode huruf dan angka yang memperlihatkan hal itu. Contohnya SAE 40, SAE 50, SAE 90, dan seterusnya. SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers atau Ikatan Ahli Teknik Otomotif, Angka di belakang huruf SAE menunjukkan tingkat kekentalannya. Saat ini di Indonesia semua oli yang beredar menggunakan Oli Multigrade, Kode angka multi grade seperti 10W-50 merupakan kekentalan yang bisa berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 adalah singkatan Winter (musim dingin). Jadi pelumas tersebut artinya mempunyai tingkat kekentalan yang setara dengan SAE 10 (di udara dingin), tapi ketika udara panas kekentalannya sama dengan SAE 50. Oli multi grade seperti SAE 20W-50 dapat digunakan untuk kondisi yang ekstrim. Oli ini akan cukup encer pada suhu rendah, dan cukup kental pada suhu tinggi. Makin tinggi kekentalannya, maka makin besar tahanannya untuk mengalir. Oli yang terlalu encer pada suhu tinggi akan membuat gap antar komponen semakin besar dan mesin akan berbunyi kasar. Sedangkan oli yang terlalu kental akan sulit mengalir terutama saat suhu rendah.
Ada beberapa jenis oli yang cocok digunakan pada kendaraan bermotor, sesuai dengan suhu lingkungannya. Untuk suhu lingkungan yang beriklim dingin dengan suhu minus 18 hingga 0º C, maka pelumas yang cocok digunakan adalah 5W-20, 5W-30, 10W-30 dan 10W-40. Dan untuk suhu seperti di Indonesia yang beriklim tropis dimana suhu udara berkisar antara 20 sampai dengan 35º C, maka tingkat kekentalan oli yang cocok digunakan adalah 15W-40, 15W-30, 15W-40, 15W-50 atau 20W-30, 20W-40, 20W-50. Tingkat kekentalan pelumas berdasarkan standar internasional meliputi tiga hal, yaitu viskositas, indeks viskositas dan titik tuang. Viskositas merupakan ukuran besar hambatan sebuah fluida (pelumas) untuk dapat mengalir. Penentuan kekentalan pelumas yang sesuai dengan karakter mesin yang kita miliki biasanya telah direkomendasikan oleh produsen kendaraan. Sebab, kekentalannya akan sangat berhubungan erat dengan spesifikasi mesin dan kondisi operasi mesin seperti kecepatan, beban dan temperatur. Sementara itu, indeks viskositas merupakan suatu ukuran perubahan viskositas terhadap temperatur. Viskositas pelumas akan turun jika temperatur naik, dan sebaliknya. Namun, perubahan ini tidak akan sama untuk semua pelumas. Sedangkan untuk titik tuang merupakan temperatur terendah agar pelumas mengalir. Pelumas sintetik pada umumnya mempunyai titik tuang yang rendah dibandingkan dengan pelumas jenis mineral maupun semi-sintetik/sintetik blend. Sehingga daerah operasi pelumas sintetik lebih luas, mulai dari daerah yang paling dingin didalam mesin hingga yang paling panas.

 Mutu Oli (kwalitas)

     Mengenai mutu oli, klasifikasinya ditentukan oleh API (American Petroleum Institute). Klasifikasi mutu sebuah oli ditandai pada kemasannya dengan kode huruf, biasanya ada dua bagian yang dipisahkan dengan garis miring, misal API Service SG/CD, SH+/CE+, dan sebagainya. Kode dengan huruf S adalah kependekan dari service class (atau spark yang berarti percikan api). Biasanya hal ini menunjukkan spesifikasi pemakaian oli untuk mesin bensin. Sedangkan huruf C adalah kependekan dari commercial class (atau compression karena pembakaran terjadi karena penyalaan diri akibat kompresi yang tinggi). Huruf ini menunjukkan untuk spesifikasi pemakaian oli mesin diesel. Kemudian untuk huruf kedua pada kode adalah tingkatan mutunya sesuai dengan urutan huruf alphabet. Semakin mendekati huruf Z, maka semakin tinggi atau baik mutunya. Istilah lainnya untuk penggunaan huruf kedua setelah kode tersebut, menunjukkan peruntukan bagi kendaraan yang diproduksi pada tahun tertentu. (Lihat tabel). Misalnya, AP service SL, berari oli diperuntukkan bagi kendaraan bermesin bensin produksi tahun 2004 dan sebelumnya

Penggunaan pada Mesin Bensin

SM Untuk kendaraan yang diproduksi saat ini
SL Kendaran produk 2004 dan sebelumnya
SJ Kendaran produk 2001 dan sebelumnya
SH Kendaran produk 1996 dan sebelumnya
SG Kendaran produk 1993 dan sebelumnya
SF Kendaran produk 1988 dan sebelumnya
SE Kendaran produk di bawah 1979
SD Kendaran produk di bawah 1971
SC Kendaran produk di bawah 1967
SB Kendaran produk di bawah 1963
SA Kendaran produk di bawah 1930

 Penggunaan pada Mesin Diesel

      CJ-4 Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2007.CI-4 Diesel 4-tak kinerja tinggi, memenuhi standar emisi gas buang 2004, diperkenalkan tahun 2002, untuk menggantikan CD, CE, CF-4. CG-4 dan CH- 4. beberapa produk CI-4 telah memenuhi kualitas CI-4 Plus.CH-4 Keluar 1998, Diesel 4-tak menggunakan Solar dengan belerang diatas 9,5 persen. Dapat untuk menggantikan CD, CE, CF-4 dan CG-4. CG-4 Diperkenalkan 1995, untuk Diesel 4-tak yang memenuhi standar emisi 1994, dapat untuk menggantikan CD, CE dan CF-4, CF-4 Diperkenalkan 1990, untuk Diesel 4-tak berturbocharger. Dapat untuk menggantikan CD dan CE, CF-2 Diperkenalkan 1994, untuk Diesel 2-tak untuk menggantikan CD-II.

Penggunaan Buku Manual

       Melihat arti penting oli bagi performa dan daya tahan mesin, maka sebelum memilih oli, sebaiknya konsumen terlebih dahulu memahami secara jelas tentang jenis mesin kendaraan, mulai tahun pembuatan, sistem kerja mesin dan lain sebagainya. Untuk ini, cara mudahnya adalah dengan mempelajari buku panduan (manual book) kendaraan yang dikeluarkan oleh pabrikan kendaraan untuk mengetahui jenis pelumas dan karakteristik seperti yang direkomendasikan oleh pabrik. Jika buku petunjuk manual menyarankan si pemakai harus menggunakan pelumas untuk SAE 20W-50, maka jangan membeli oli dengan standar viskositas yang berbeda. Apalagi karena alasan lebih murah dan sebagainya. Sebab kinerja dan karakter mesin memerlukan spesifikasi oli tersendiri. Terpenting dari semua itu, belilah oli yang benar-benar berkualitas, sesuai dengan karakter mesin anda, waspadalah terhadap oli palsu, belilah oli di tempat penjualan atau bengkel resmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar