Gambar 1. Mekanisme katup
Katup digerakkan oleh sebuah poros nok (camshaft) yang putarannya setengah dari putaran poros engkol (crankshaft).
Kenyataannya katup isap mulai dibuka (KIB) sebelum TMA dan
menutupnya (KIT) setelah TMB dan katup buang terbuka (KBB) sebelum TMB
dan penutupannya setelah TMA (KBT), hal ini menyebabkan derajat
pembukaan katup-katup lebih dari 180o. Pada saat awal katup isap terbuka katup buang masih terbuka (overlap).
Gambar 2. Diagram katup
Pembukaan katup lebih panjang bertujuan agar pembukaan dan
penutupan katup terjadi dengan lembut, menghindari ketukan keras pada
mekanisme, juga mempertimbangkan gaya inersia aliran gas. Harapannya
pengisapan dan pembuangan optimal.
Bentuk dari tonjolan cam akan mempengaruhi diagram pembukaan katup.
Gambar 3. Bentuk Nok / Cam
Semakin tinggi tonjolan cam dari lingkaran dasar akan semakin lebar pembukaan katup, semakin cembung bentuk sisi buka dan sisi tutup cam semakin cepat pembukaan dan penutupan katup.
Sistem mekanisme katup konvensional lama pembukaan katup relatif
tetap, dipengaruhi oleh penyetelan celah katup dan keausan yang terjadi
pada mekanisme katup.
Ketika engine berputar
semakin cepat, gerakan piston semakin cepat. Karena ada hambatan aliran
udara dan waktu yang untuk mengalir udara semakin pendek menyebabkan
pengisian silinder kurang optimal (rendamen volumetrik berkurang).
Akibatnya daya engine berkurang.
Agar pengisian lebih optimal pada putaran tinggi maka diperlukan waktu pembukaan katup yang lebih lama.
Gambar 4. Diagram kerja Nok
Solusi yang dilakukan dengan mengontrol waktu pembukaan dan
penutupan katup yang variabel. Pembukaan katup diawalkan dan diikuti
dengan penutupannya diperlambat. Ada pula yang selain merubah saat
pembukaan dan penutupan katup, juga dengan merubah lebar pembukaan
katup. Aktuator yang dioperasikan berbeda-beda, ada yang berupa motor listrik, selenoid, atau selenoid yang mengatur hidrolik.
II. SISTEM KENDALI PENYESUAIAN SECARA ELEKTRONIK
1. VVT-i (Variable Valve Timing – Intelligen)
Sistem VVT-i pembukaan katup masuknya dipercepat atau diperlambat dengan memutar poros nok lebih cepat atau lambat.
Gambar 5. Grafik pada VVT-i
Saat start dan mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing dimundurkan 30 derajat, menghilangkan overlap,
harapannya tidak ada bahan bakar yang terbuang saat terisap ke ruang
bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah lingkungan.
Saat ada beban, timing akan maju 30 derajat . Derajat overlapping
meningkat. Tujuannya memanfaatkan gaya inersia aliran gas buang yang
menghisap gas baru dan memanaskan campuran bahan bakar dan udara yang
masuk. Efeknya, efisiensi volumetrik jadi lebih baik.
Gambar 6. Mekanisme VVT-i system
2. VTEC (Variable Valve Timing and Lift Electronic Control)
VTEC menerapkan penggantian nok, juga hanya diaplikasikan pada katup masuk.
Gambar 7. Bagian sistem VTEC
Gambar 8. Kerja rockerarm terpisah
Gambar 9. Kerja rockerarm gabung
Engine dilengkapi
dengan dua katup masuk dengan nok sendiri-sendiri dan kerja bersamaan.
Diantara kedua nok terdapat satu nok lain dengan tinggi angkat yang
lebih besar.
Saat putaran rendah nok-nok standar yang bekerja membuka katup-katup dengan bukaan relatif kecil.
Seiring naiknya putaran mesin, kebutuhan suplai udara juga meningkat.
Nok-nok disatukan dengan nok sehingga nok tambahan yang bekerja dan nok
standar tidak menonjok rokerarm, bukaan katup isap jadi lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar